alfattahjuwana.com _ Senin sore, MI Al Fattah seakan menjelma menjadi galeri kecil yang penuh keajaiban. Di aula madrasah, kanvas putih menunggu untuk disentuh, lalu berubah menjadi jendela imajinasi. Sapuan kuas para siswa bagaikan tarian lembut yang menuliskan puisi warna di atas permukaan sunyi. Senja yang merayap masuk lewat jendela menambah aura magis, seolah cahaya sore ikut menjadi tinta yang menghidupkan lukisan.
Ekstrakurikuler melukis ini bukan sekadar kegiatan seni, melainkan perjalanan menuju dunia batin yang penuh makna. Setiap garis adalah bisikan mimpi, setiap warna adalah gema harapan. Anak-anak belajar bahwa melukis bukan hanya tentang gambar, tetapi tentang keberanian mengekspresikan diri, tentang merangkai cerita yang lahir dari hati. Guru pembimbing menyebutnya sebagai “bahasa jiwa” yang tak pernah lekang oleh waktu.
Lebih dari sekadar keterampilan, kegiatan ini menanamkan nilai kehidupan. Kesabaran tumbuh dalam setiap detail yang teliti, keberanian hadir dalam pilihan warna yang berani, dan rasa percaya diri mekar bersama karya yang terpajang di dinding kelas. Harapan pun terpatri: generasi MI Al Fattah akan menjadi pelukis masa depan, yang menggoreskan bukan hanya cat, tetapi juga cahaya kebajikan di kanvas kehidupan.

: